23.4 C
Jaya
Rabu, Oktober 8, 2025
spot_imgspot_img

Dua Bakal Calon Siap Bertarung Pada Pemilihan Ketua DPC Peradi Kota Jayapura 2022 – 2027

JAYAPURA – Dua mantan anggota LBH Jayapura, Pieter Ell dan Gustaf Kawer menyatakan diri siap maju bertarung merebut Kursi Ketua DPC Peradi Kota Jayapura periode 2022 – 2027, Sabtu (29/10/2022).

Kesiapan ini dinyatakan keduanya saat jumpa pers H-1 jelang Musyawarah Cabang IV Peradi Kota Jayapura tahun 2022, Jumat malam (28/10/2022) di Hotel Horison Kotaraja.

Dilansir dari laman http://bogopapua.net, kedua kandidat bakal calon Ketua DPC Peradi Kota Jayapura, menyatakan siap kalah dan siap menang dalam pemilihan tampuk kepemimpinan DPC Peradi Kota Jayapura.

Kandidat Nomor Urut 1 bakal calon (balon) Ketua DPC Peradi Kota Jayapura, Pieter Ell mengatakan lugas bahwa pemilihan Ketua Peradi ini bukanlah sebuah pertandingan atau lomba. Karena menurutnya di momen Muscab ini adalah pesta demokrasinya para lawyer/pengacara se Kota Jayapura.

“Jadi pesta ini harus dihadapi dengan hati yang gembira. Karena hati yang gembira adalah obat,”tuturnya sembari tersenyum.

Pieter mengaku sangat berbahagia bisa duduk satu meja dengan balon lainnya, Gustaf Kawer.

“Kami berdua sudah lama saling kenal dan sama – sama penggemar olahraga futsal,”ungkap Pieter yang pada hari Sabtu (29/10/2022) akan menginjak usia ke 52 tahun.

Mengenyam Pendidikan dari SD, SMP dan SMA di Kota injil Manokwari, Papua Barat. Kemudian menyelesaikan Pendidikan S1 di Fakultas Hukum Universitas Cenderawasih. Selanjutnya S2 dan S3 di Kota Makassar.

Perjalanan karirnya bermula di tahun 1996 sebagai seorang aktifis. Kemudian bergabung dengan LBH Jayapura tahun 1997. Mendirikan Kontras Papua tahun 2000. Selanjutnya ia harus membagi waktu yang semula 100 persen sebagai seorang aktifvis. Di tahun 2008 harus membagi waktu.

“Jadi tidak 100 persen lagi sebagai seorang aktifvis, mungkin sekitar 40 – 60 persen. Bahkan ada yang 50 persen,”akunya.

Pelan tapi pasti di tahun 2008 dirinya mendirikan kantor pengacara di Jayapura yang diresmikan oleh Gubernur Papua kala itu, Barnabas Suebu.

Kemudian setahun berselang dirinya mendirikan kantor pengacara di Jakarta. “Pekerjaan saya pengacara, dosen, curator dan juga pekerja seni,”tuturnya.

Secara singkat Pieter menjelaskan bocoran visi misinya yakni tidak memberikan janji akan tetapi hanya memberikan bukti.

Di kesempatan itu, Pieter mengaku terharu karena momen dirinya hendak maju sebagai Balon Ketua Peradi, tepat di hari peringatan Sumpah Pemuda dan hari jadi putrinya.

Pieter juga mengucapkan terima kasih kepada insan pers yang hadir dan semua anggota Peradi Kota Jayapura.

“Anggota kita ini momen yang jarang saya hadapi dan ikuti. Bagaimana kami advokat bisa bersatu dan mempunyai semangat yang luar biasa. Ini sesuatu yang saya sebagai anggota Peradi yang sudah 14 tahun, karena untuk kita di Jayapura, Papua organisasi advokat ini baru mulai di tahun 2008. Ini sesuatu yang luar biasa,”akunya.

Untuk itu dirinya berharap kedepannya sebagai advokat yang tergabung di Peradi semakin solid memberikan bantuan hukum kepada masyarakat pencari keadilan terutama yang tidak mampu.

Pada kesempatan itu Pieter rmemberikan himbauan melalui media dan masyarakat Papua dimanapun berada untuk mendoakan acara ini Sabtu besok dapat berjalan lancar.

Sedangkan kandidat nomor urut 2, Gustaf Kawer mengatakan jika diantara dirinya dan Pieter ada yang menang. Maka akan didukung. “Saya pikir yang terbaik itu, itu yang ada didalam juga yang terbaik. Terbaik itu menjadi satu anggota dari satu organisasi dan tidak pindah kemana – mana. Tetap di Peradi Otto Hasibuan,”tegasnya dengan nada diplomatis.

Sama halnya dengan Pieter. Gustaf yang kerap disapa GK mengaku dirinya dan Pieter sama – sama mantan LBH Jayapura. Namun setelah Pieter Ell keluar, Ia baru masuk di LBH Jayapura. Begitupun di tim futsal para lawyers Jayapura ini. Pieter Ell sebagai Manager dan dirinya sebagai wakil manager.

“Kali ini Pak Pieter maju dan saya juga maju. Tetapi nanti besok yang tentukan. Saya pikir nanti teman – teman pilih yang terbaik. Entah saya atau Pak Pieter ini untuk kebaikan Peradi kedepan,”ujarnya.

Riwayat karirnya sebagai seorang pengacara, setelah di LBH Jayapura dirinya sempat melanjutkan studi S1 di Fakultas Hukum Universitas Cenderawasih. Kemudian melanjutkan S2 setelah mendapatkan beasiswa dari Ford Foundation di Magister of Conflict – Universitas Gajah Mada – Yogyakarta.

Sekembalinya dari studi, dirinya terlibat dalam koalisi masyarakat sipil untuk penegakkan hukum dan HAM. Tahun 2017 dirinya bersamaa rekan – rekana pengacara mendirikana Perkumpulan Pengacara HAM untuk Papua. Dalam perjalanan dirinya juga berpraktek sebagai seorang pengacara.

“Untuk pengacara saya start mulai dari tahun 2007 dan saya Angkatan pertama yang test Peradi. Jadi sebelumnya itu testnya lewat Pengadilan Tinggi, PKPA di Jakarta, ujian profesi di Jakarta. Lulus dari Jakarta dan sumpah dari Jakarta. Itu pengalaman saya dari organisasi advokat,”bebernya.

Menurutnya di dalam organisasi profesi, awal kemandirian adalah contoh yang baik bagi organisasi advokat.

Pada kesempatan itu Gustaf menyampaikan kehadiran insan pers menjadi kekuatan bagi para advokat dan juga organisasi – organisasi advokat serta Ngo (Non Government). Gustav dikesempatan itu mengucapkan terima kasih kepada pers.

Forum Pengambilan Keputusan

Dikatakannya Muscab adalah forum pengambilan keputusan tertinggi. Dari organisasi para advokat, yakni mendengarkan laporan pertanggungjawaban. Setelah itu ada pandangan umum dengan melakukan evaluasi pengurus yang berjalan dari tahun 2017 – 2022.

Apa yang baik diambil dan apa yang tidak baik ditinggalkan untuk langkah yang lebih baik lagi. Kedua akan masuk dalam komisi – komisi.

“Saya pikir ini penting. Karena pengalaman kita yang lalu hanya sebatas laporan, pandangan umum selesai dan langsung pemilihan. Kita tidak bahas di komisi – komisi. Ini penting untuk kita bahas di komisi – komisi. Mulai dari struktur, tata kerja, program. Termasuk keuangan dan administrasi/asset. Ini penting dan kita harus bicara. Setelah itu kita masuk di pemilihan. Dan yang mempunyai hak pilih adalah teman – teman Peradi yang punya hak pilih untuk memberikan suara tanpa intervensi,”katanya panjang lebar.

Soal nantinya siapa yang terpilih, kata Gustaf tentunya akan terbaik bagi organisasi. Satu keinginannya adalah para advokat di Jayapura dapat bersatu dalam wadah Peradi dalam konteks membantu masyarakat serta sinergis membantu masyarakat yang ada di Kota Jayapura dan Papua pada umumnya.

Pada kesempatan itu, Gustaf juga menyinggung berdirinya Peradi selama empat periode berjalan. Ternyata belum mempunyai kantor dan tempat yang permanen.

“Misi saya yang pertama itu, kantor dan asset itu harus ada. Kedua kita juga mulai kekompakkan dari dalam dan kebersamaan advokat itu kita buat dalam wadah ini. ketiga bagaimana pelayanan kit aini berdampak bagi orang lain sebab didalam organisasi kita ini ada PBH dan Young Lawyers yang harus dioptimalkan dan diberdayakan. Selain itu juga bangun kemitraan termasuk dengan insan Polri, Jaksa dan Pengadilan. Supaya ada sinergitas dalam penegakkan hukum bagi masyarakat. Termasuk jalin kebersamaan dengan stakeholder, Pemerintah, DPR, MRP kita jalin lebih baik,”paparnya.

Kemudian juga bagaimana memberi dan melayani masyarakat dari Sabang – Merauke yang tinggal di Jayapura dan Papua. Nantinya soal afirmasi bagaimana memberikan bantuan hukum khusus orang Papua.**

Related Articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Stay Connected

0FansSuka
3,912PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan
- Advertisement -spot_img

Latest Articles